Amilia Agustin Sang Pahlawan Lingkungan

Rakhmad Permana
4 min readNov 6, 2023

--

Tak semua orang mau bergelut dengan sampah dan tanaman. Karena rasa jijik dan takut kotor kerap menjadi penghalang. Padahal, urusan sampah dan pelestarian lingkungan bukan tanggung jawab satu atau dua orang. Sampah yang mengotori lingkungan adalah urusan kita bersama. Maka dari itu, orang yang peduli untuk mengurusi sampah agar lingkungan tetap bersih dan asri, layak diberi gelar pahlawan lingkungan asri. Gelar itulah yang agaknya pas untuk disematkan kepada Amilia Agustin.

Amilia Agustin dan sampah yang akan didaurulang (Sumber Antara Foto)

Uniknya, Amelia melakukan kegiatan-kegiatan ini sejak remaja, tepatnya sejak menjadi pelajar SMA Negeri 11 Bandung. Inisiatif ini muncul ketika Amilia gelisah dengan lingkungan sekitarnya. Saat itu, Amilia merasa terganggu dengan pemandangan sampah berserakan di sekolahnya.

Perempuan kelahiran 1996 ini pun kemudian tergerak untuk membentuk komunitas pengelola sampah berbasis sekolah bersama dengan teman-temannya. Program itu bernama ‘Go To Zero Waste School’. Dia lantas mengajukan proposalnya kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia. Proposal ini mendapatkan dukungan berupa bantuan biaya operasional sebesar Rp2,5 juta. Hal inilah yang kemudian membuat Amilia dijuluki sebagai ‘ratu sampah’ di sekolahnya.

Melalui program itu, Amilia bersama teman-temannya bergerak mengumpulkan sampah, memilahnya menjadi sampah anorganik, organik, tetra pak, dan kertas.

Selanjutnya, mereka mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna atau memiliki nilai ekonomis. Misalnya, sampah organik diubah menjadi pupuk kompos, dan limbah kain perca digunakan untuk membuat tas yang memiliki nilai ekonomis. Amilia juga ikut mensosialisasikan gerakan ini kepada ibu-ibu. Para ibu pun akhirnya memiliki penghasilan tambahan dari hasil membuat kerajinan dari sampah yang didaur ulang.

Secara tak langsung, gerakan ini membuat lingkungan di sekitar Amilia menjadi bersih dan asri. Bahkan, dengan ini, Amilia juga layak diberi gelar pahlawan ekonomi.

Atas inisiatifnya yang luar biasa tersebut, Amilia diganjar dengan penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2010 dalam kategori lingkungan. Amilia pun ikut mengharumkan nama sekolahnya di kancah nasional.

Amalia Agustin yang dijuluki ‘Ratu Sampah’ (Sumber Kumparan)

Tetap Berbagi

Ternyata, Amilia tak sekadar sebagai inspirasi dalam merawat lingkungan. Amilia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Alih-alih menikmati hadiah dari penghargaan sendirian, ia memilih untuk membaginya.

Ia menyisihkan sebagian untuk orang yang membutuhkan. Contohnya, Amilia memakai uang hadiah itu untuk membeli mesin jahit. Mesin jahit tersebut lantas dibagikan kepada warga yang ingin mendaur ulang kain perca menjadi kerajinan bernilai ekonomi.

Amilia seperti ingin memberi pesan bahwa lingkungan yang bebas sampah otomatis akan mendatangkan rezeki. Selain itu, Amilia juga dikenal dengan tagline ‘jika kita bukan orang sembarangan, maka jangan buang sampah sembarangan!’

Inisiator Kampung Harapan

Ternyata, inspirasi yang dialirkan Amilia tak berhenti di situ saja. Amilia juga merupakan salah satu yang menginspirasi warga Baleendah untuk melahirkan kampung harapan. Kampung harapan ini adalah pusat pengelolaan sampah rumah tangga yang diniatkan sebagai solusi pencegahan banjir. Sebab, selama ini Baleendah dikenal sebagai kawasan yang sering terdampak banjir saat musim hujan.

Tekad Amilia terhadap lingkungan yang bersih dan asri ini benar-benar menginspirasi banyak orang. Tak mengherankan jika pada 6 Juli 2012 ia diundang dalam acara show inspiratif Kick Andy.

Konsistensi Kampanye Lingkungan

Kampanye yang dilakukan oleh Amilia tak berhenti sampai di SMA saja. Dia juga terus konsisten melakukannya saat kuliah. Amilia ingin dampak yang ia berikan untuk lingkungannya berlanjut.

Oleh sebab itu, ketika ia hijrah ke Denpasar pada tahun 2014 saat berkuliah di Universitas Udayana, ia membuat program lain. Ia turut membentuk ‘Udayana Green Community’. Udayana Green Community ini merupakan komunitas lingkungan untuk mengkampayekan peduli lingkungan. Komunitas ini terlibat dalam berbagai kegiatan. Misalnya seperti edukasi ke sekolah-sekolah hingga memberikan pelatihan untuk warga desa untuk mengelola sampah secara terpadu.

Tanggung Jawab Semua Generasi

Amilia juga seolah memberikan pesan kuat soal lingkungan bersih. Ia yakin bahwa lingkungan yang bersih dan asri bukan cuma tanggung jawab orang dewasa atau orang tua. Lingkungan yang bersih dan asri adalah tanggung jawab semua generasi. Muda, dewasa dan tua.

Amilia pun menjadi contoh bahwa kepedulian bisa dipupuk sejak dini. Bahkan, semangat itu bisa menyala-nyala saat remaja. Karena, usia muda menjadi simbol dari semangat dan tekad.

Teladan untuk Semua Orang

Kisah Amilia bisa menjadi teladan bagi kita semua. Bahkan, Amilia juga bisa menjadi motivasi agar kita malu ketika menjadi orang yang abai terhadap lingkungan. Amilia seolah mengingatkan kita bahwa bumi yang kita pijak wajib untuk dirawat. Kebersihan lingkungan, tanaman yang dirawat dan meminimalisir konsumsi yang melahirkan sampah.

Ditambah lagi, isu lingkungan belakangan ini menjadi isu yang krusial di tengah darurat perubahan iklim. Bumi mulai tidak sehat dengan situasi iklim yang tak pasti. Hutan gundul, sampah menumpuk dan pemakaian energi kotor.

Amilia memberi contoh dengan tindakan kecil yang berdampak besar. Dengan cara sederhana untuk tidak membuang sampah sembarangan sudah mengubah lingkungan kita. Jika satu orang berpikir bahwa membuang bungkus permen ke selokan bukan masalah besar, maka bisa jadi ada ribuan atau bahkan jutaan orang yang berpikir sama. Sebaliknya, jika ada satu orang bisa memiliki kepedulian luar biasa seperti Amilia, maka bukan tak mungkin jutaan orang juga akan ikut terpengaruh.

Amilia juga menjadi alarm pengingat bahwa bumi wajib untuk dirawat. Merawatnya pun harus dimulai dari sekarang. Tak peduli Anda orang muda atau dewasa. Selain itu, semua harus dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Semangat berbagi Amilia merupakan teladan yang harus diteruskan.

Karena jika bukan kita yang peduli dengan lingkungan sekitar kita, siapa lagi? Mari, kita menjadi Amilia Amalia baru yang peduli dengan kondisi lingkungan masing-masing.

--

--

Rakhmad Permana

Lelaki yang percaya bahwa tidur adalah nikmat surga yang lain.